Bahasa memilki peran yang sangat penting bagi perkembangan intelektual,
sosial, dan emosional perserta didik. Ada empat skil dalam berbahasa yaitu ;
mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat kemamapuan berbahasa ini
saling terkait.
Memahami sebuah bacaan / teks
berbahasa Inggris adalah hal yang tidak mudah bagi siswa kelas VII. Kosa
yang kata yang minim adalah faktor yang menyebabkannya. Kurangnya mereka
berlatih membuka kamus. Kurang keberanian membaca dengan suara lantang/nyaring,
ketakutan membuat kesalahan pengucapan adalah faktor lain yang sangat dominan.
Ada hal yang sangat lucu bila mereka mengucapkan kata atau kalimat berbahasa
Inggris.
Di Semester ganjil siswa mendapat materi membaca. Akan tetapi bacaan
mereka bukan sebuah teks. Tetapi sebuah ujaran/ ungkapan sehari-hari. Pada
semester genap siswa kelas VII mendapat materi membaca sebuah teks deskripsi.
Untuk memahami sebuah teks, mereka sering kali mendapat kesulitan. Tidak adanya
gambaran yang nyata tentang teks yang dibaca membuat mereka malas membaca dan
tidak tertarik akan bacaan yang disediakan oleh guru. Membaca teks bahasa
Inggris tanpa gambaran nyata inilah yang membuat momok bagi mereka. Oleh karena
itu bahasa Inggris dianggap momok yang menakutkan sepanjang pelajaran.
Penulis menyadari akan hal tersebut di atas. Oleh sebab itu penulis
mencoba mengajar bahasa Inggris khususnya reading dengan menggunakan pendekatan
kontekstual yaitu menggunakan Wayang Kulit Tiruan. Hal ini karena mereka senang
mendengar cerita wayang sesering pertunjukan wayang kulit yang digelar saat ada
pesta pernikahan, hajatan sunatan atau ketika bulan Agustus saat hari
kemerdekaan yang diselenggarakan di desa. Apalagi saat ” Goro-goro” di mana
para Punakawan muncul.
bagus banget tuh pendekatan yg digunakan
BalasHapussalam
omjay
Ini baru inovasi dalam model/metode pembelajaran .....
BalasHapusthanks
BalasHapus