Berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris ( speaking ) bagi sebagian dan
umumnya siswa kelas VII adalah sesuatu yang menakutkan. Betapa tidak, bahasa
yang mereka gunakan adalah bahasa asing yang ucapan dan tulisan berbeda.
Jangankan berbicara dalam bentuk dialog, mengucapkan salam dan bertanya tentang
nama teman bagi mereka adalah hal yang aneh dan membuat kelu lidah mereka.
Di Sekolah Dasar mereka sudah mengenal. Akan tetapi mereka sangat jarang
mempraktikan bahasa Inggris atau menggunakan bahasa Inggris dalam
bercakap-cakap. Kurangnya drill dari guru, kurangnya keberanian dari mereka,
serta ada kecenderungan takut membuat kesalahan. Hal ini karena guru kurang
kreatif dalam menyampaikan materi pembelajaran. Penyebab lain adalah kurang
menariknya bahasa Inggris bagi mereka Jika bertemu dengan bahasa Inggris
seperti bertemu momok bagi mereka.
Masa anak-anak usia sekolah kelas VII adalah masa bermain. Mereka masih
membawa kebiasaan di waktu masih sekolah dasar. Jadi bermain dan bermain adalah
kesenangan bagi mereka. Dengan canda dan tawa dalam bermain, mereka bisa
mengungkapkan apa yang ada di hati
mereka. Ide-ide meluncur begitu saja. Tentunya permainan tradisional yang
mereka sukai . Hal ini dikarenakan mereka tinggal di pinggiran kota / di sudut
desa tepatnya di kaki bukit. Ungkapan atau ide-ide mereka tentunya menggunakan
bahasa ibu, bahasa pengantar sehari-hari mereka yaitu bahasa daerah (jawa).
Penulis menyadari akan hal tersebut di atas. Oleh sebab itu penulis mencoba mengajar bahasa Inggris
khususnya speaking dengan menggunakan pendekatan kontekstual yaitu menggunakan permainan
cublek-cublek sueng salah satu permainan tradisional sebagai metode mengaktifkan mereka
berbicara menggunakan bahasa Inggris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar